Merupakan bagian tubuh hewan bertulang belakang, mulai dari
bangsa ikan, amfibia, reptilia, burung sampai binatang menyusu; (Mammalia), termasuk
manusia, yang sangat penting untuk mempertahankan hidup. Semua organisme
golongan tersebut di atas tidak dapat hidup tanpa darah yang minimal di dalam
tubuh mereka.
Sebagai bagian dari tubuh, darah merupakan jaringan tubuh
yang bersifat cair, karena zat-zat antar sel pada darah merupakan cairan. Sel
pada darah, atau secara singkat sel darah, terdiri atas beberapa macam, yang
dapat dibedakan menurut bentuk, ukuran, serta fungsinya. Bagian darah yang cair
dapat dibedakan dalam plasma darah dan serum.
Sel darah yang paling banyak dijumpai adalah sel darah merah
atau eritrosit yang berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen ke seluruh bagian
tubuh kita. Setiap mililiter darah mengandung 4—6 juta sel darah merah, yang
berbeda jumlahnya berdasarkan jenis kelamin, umur, dan berat badan. Berbeda
dari sel tubuh lain yang umumnya mempunyai inti sel, eritrosit tidak mempunyai
inti sel. Eritrosit penuh berisi hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen.
Sel darah lain yang cukup banyak didapatkan adalah leukosit,
yang berfungsi penting pada pertahanan tubuh (imunitas) terhadap infeksi oleh
organisme lain.
Jumlah leukosit per mililiter darah normal adalah
5.000—10.000 sel. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk pertahanan tubuh, jumlah
tersebut berubah bila tubuh mendapat infeksi. Ada beberapa jenis leukosit,
yaitu neutrofil, limfosit, basofil, eosinofil, serta monosit.
Leukosit juga dapat dikelompokkan dalam granulosit, yaitu
leukosit yang bergranula (memiliki butir- butir halus di dalam sel) dan
agranulosit yang tidak memiliki granula. Neutrofil, basofil, dan eosinofil tergolong
granulosit, sedang limfosit dan monosit termasuk agranulosit.
Sel darah lain yang dapat dijumpai di dalam darah adalah
trombosit yang berfungsi dalam proses peng-gumpalan atau pembekuan darah.
Trombosit merupakan sel terkecil di dalam darah dan juga tidak mempunyai inti
sel. Proses pembekuan darah tersebut melibatkan fibrinogen dan merupakan usaha
tubuh untuk menjaga agar darah yang sangat penting bagi kita, tidak sampai
meninggalkan pembuluh darah atau mencegah terjadinya perdarahan.
Proses pembekuan darah di samping melibatkan trombosit, juga
memerlukan sejumlah zat atau faktor lain, yang dalam keadaan normal tersedia
cukup di dalam darah. Bila zat atau faktor tersebut tidak ada atau sangat
kurang, proses pembekuan darah akan terganggu. Gangguan tersebut antara lain
terdapat pada penderita hemofilia, suatu penyakit genetik yang terdapat di
antara keluarga raja di Eropa; seorang penderitanya adalah kaisar Rusia.
Pemeriksaan darah untuk melihat jumlah sel darah merupakan
pemeriksaan yang hampir rutin dilakukan. Pemeriksaan tersebut diminta dokter
untuk membantu memastikan diagnosis sesuatu penyakit, terutama infeksi.
Demikian pula jika ada kecurigaan adanya penyakit pada darah.
Darah yang merupakan cairan dengan volume berbeda-beda,
tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh dan umur, selalu beredar ke seluruh
bagian tubuh. Pada seorang dewasa normal yang berat badannya sekitar 50 kilogram,
volume darahnya adalah sekitar lima liter. Darah dapat beredar ke segenap bagian
tubuh, oleh karena kerja jantung yang bekerja memompa darah.
Darah beredar ke seluruh bagian tubuh untuk melaksanakan
fungsinya sebagai "distributor" berbagai macam zat yang sehari-harinya
terdapat di dalam darah. Zat utama yang didistribusikan adalah oksigen yang
merupakan zat terpenting bagi setiap organisme. Oksigen, yang masuk ke dalam
tubuh melalui proses pernapasan atau respirasi, oleh darah akan dibawa ke
seluruh penjuru tubuh agar dapat digunakan oleh setiap bagian tubuh (sel,
jaringan tubuh, dan organ serta sistem) dalam rangka melaksanakan fungsi
masing- masing.
Zat lain yang didistribusikan oleh darah adalah zat yang
dalam keadaan normal sudah terdapat di dalam darah, antara lain hormon,
vitamin, mineral, zat lemak, karbohidrat, serta zat makanan atau zat gizi lain.
Zat tersebut akan ikut beredar bersama darah. Sel, jaringan atau organ tubuh
yang memerlukan zat tersebut, dalam rangka kegiatan metabolisme, dengan mudah
dapat mengambilnya dari darah serta menggunakannya.
Di samping sebagai distributor, darah juga berlaku sebagai
"kolektor sementara" beberapa macam zat yang merupakan sisa atau
hasil metabolisme yang harus dibuang, dikeluarkan dari tubuh. Proses membuang
zat sisa yang tak berguna bagi tubuh tersebut dikenal sebagai ekskresi. Bila
darah melalui organ tubuh yang berfungsi ekskresi, zat tersebut akan dikeluarkan
dari darah dan selanjutnya disingkirkan dari tubuh kita.
Pada beberapa penyakit, di dalam darah muncul zat atau sel,
yang secara normal tidak ada atau tidak diperlukan. Berbagai zat tersebut, baik
zat yang diperlukan tubuh maupun zat sisa metabolisme yang akan dikeluarkan dari
tubuh, terdapat di dalam darah dalam kadar yang sudah tertentu. Kelebihan atau
kekurangan zat tersebut dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk membantu
diagnosis atau bahkan menetapkan diagnosis suatu penyakit.
Di samping sebagai pengangkut, darah juga berfungsi sebagai
alat pengatur berbagai keseimbangan, aniara lain cairan, elektrolit, asam basa
yang sangat penting bagi tubuh agar dapat berfungsi normal. Gangguan
keseimbangan tersebut dapat merupakan penyakit atau tanda suatu penyakit, dan
untuk itu dokter pun dapat memintakan pemeriksaan darah. Pada penyakit yang menyebabkan
terjadinya kehilangan cairan tubuh dalam jumlah banyak, darah akan terpengaruh
karena mekanisme keseimbangan cairan tersebut. Dalam keadaan itu darah
berkurang volumenya dan mungkin mengental.
Darah, khususnya sel darah, dibuat oleh sumsum tulang yang
prosesnya telah dimulai sejak seseorang masih dalam tingkat janin (fetus) di
dalam rahim ibu. Pembuatan darah ini dilakukan oleh sumsum semua tulang pada
masa janin, di samping hati. Setelah kelahiran, pembuatan darah hanya dilakukan
oleh sumsum pada tiga tulang saja dan hati tidak lagi ikut. Pembuatan darah tersebut,
antara lain di tulang dada, akan tetap berlangsung selama hidup. Jaringan tubuh
yang berfungsi untuk pembuatan darah termasuk dalam satu sistem dan dikenal
sebagai sistem hemopoetik.
Proses pembuatan darah berlangsung terus-menerus antara lain
karena eritrosit manusia tidak berumur panjang. Eritrosit normal hanya berumur
sekitar 120 hari, dan pada beberapa kelainan atau penyakit, eritrosit berumur
lebih pendek lagi. Demikian pula leukosit yang berfungsi dalam pertahanan
tubuh, umurnya tidak dapat dipastikan. Dengan demikian sumsum tulang harus
terus bekerja membentuk eritrosit maupun leukosit serta sel darah lainnya.
Darah semua orang sama, yaitu berwarna kemerahan (karena
hemoglobin yang banyak mengandung oksigen) atau agak kehitaman atau kebiruan
(karena banyak mengandung karbon dioksida). Tetapi darah antara seseorang
dengan orang lain berbeda. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya antigen
yang berlainan, dan selanjutnya mengakibatkan adanya golongan darah yang tidak
sama. Golongan darah kemudian digunakan sebagai ciri untuk mengenali darah
seseorang. Golongan darah merupakan hal yang penting, bukan saja untuk
mengenali seseorang, misalnya, tetapi lebih penting iagi pada transfusi.
Golongan darah dapat dibedakan menurut berbagai sistem.
Dasar utama untuk penggolongan darah adalah adanya antigen pada eritrosit.
Antigen yang berbeda-beda tersebut diatur dan dikendalikan oleh gen. Golongan
darah tidak dapat diubah dan akan selalu tetap sama sejak seseorang masih di
dalam kandungan sampai meninggal. Golongan darah dengan demikian dapat
diibaratkan sebagai identitas bawaan setiap orang, yang penentuannya telah
terjadi sejak pembuahan.
Salah satu sistem penggolongan darah adalah ABO, yang
menggolongkan darah dalam empat macam golongan darah, yaitu A, B, AB, dan O.
Secara genetik, keempat golongan darah tersebut diatur oleh tiga gen yang bersifat
alel berganda dengan membentuk enam macam genotipe. Sistem ABO merupakan sistem
yang harus diperhatikan pada transfusi, karena bila ada kelalaian dan
ketidaktelitian mengenai sistem ini, transfusi akan berakibat fatal.
Genotipe mengatur golongan darah melalui pembentukan antigen
dan zat anti (antibodi), yang secara normal telah ada. Pada sistem ABO, ada dua
zat anti, yaitu aglutinin a dan b serta dua macam antigen, yaitu aglutinogen A
dan B. Aglutinin dan aglutinogen yang senama tidak pernah terdapat secara
bersama pada satu orang. Tabel berikut memperlihatkan aglutinin dan aglutinogen
serta keadaan genotipe yang mengendalikan keempat golongan darah dalam sistem
ABO.
Aglutinogen merupakan antigen di dalam eritrosit, yang akan
menyebabkan eritrosit digumpalkan bila bertemu dengan zat antinya, yaitu
aglutinin a. Seandainya darah golongan A di transfusikan kepada seseorang
bergolongan B, maka aglutinin a yang banyak terdapat di dalam cairan darah si
penerima akan menggumpalkan eritrosit donor golongan A yang berantigen
(memiliki aglutinogen) A. Penggumpalan tersebut dapat menyumbat pembuluh darah
yang selanjutnya dapat berakibat fatal. Reaksi antara aglutinogen darah donor
dengan aglutinin darah penerima (resipien) inilah yang merupakan reaksi penting
yang harus dipertimbangkan dalam transfusi.
Sistem golongan darah lain yang juga tidak kalah penting
dalam kegiatan transfusi adalah sistem Rhesus. Sistem ini pertama kalinya
diketahui ada pada monyet Rhesus, yang ternyata juga ada pada manusia. Fenotipe
golongan darah sistem Rhesus hanya dua, yaitu Rhesus + (Rh 4-) dan Rhesus - (Rh
-), tetapi dengan genotipe yang lebih banyak daripada genotipe sistem ABO.
Sebenarnya masih ada lagi sistem penggolongan darah yang
telah diketahui dan berlaku untuk darah manusia. Penerapan praktis golongan
darah sistem jain, khususnya pada transfusi darah, tidak dipakai sehingga
golongan darah sistem lain seperti "dilupakan". Meskipun demikian,
golongan darah sistem lain tersebut pada keadaan tertentu ternyata sangat diperlukan,
yaitu dalam bidang kehakiman, khususnya kedokteran kehakiman.
Dalam bidang kehakiman, identifikasi seseorang sering kali
merupakan hal yang tidak dapat ditawar, yaitu harus pasti. Dalam hal ini ilmu
kedokteran dapat membantu badan peradilan dalam memastikan identitas seseorang.
Hal ini secara khusus dilakukan oleh kedokteran kehakiman. Identifikasi
seseorang yang oleh karena berbagai sebab tidak dapat dilakukan dengan cara biasa,
dilaksanakan dengan cara pemeriksaan golongan darah. Untuk itu diperiksa golongan
darah dengan menggunakan berbagai sistem, sebab semakin banyak sistem golongan
darah yang digunakan, semakin tepat identifikasi yang dapat ditetapkan.
Seperti telah diuraikan di atas, organisme yang mempunyai
darah dalam tubuhnya tidak dapat hidup bila jumlah atau volume darah yang
dikandungnya tidak mencukupi. Bila oleh karena sesuatu sebab terjadi perdarahan
hebat sehingga volume darah dengan cepat berkurang, akan terjadi syok atau
renjatan. Keadaan tersebut dapat membahayakan jiwa si penderita. Untuk
mengatasi hal tersebut, pemberian darah atau transfusi merupakan cara terbaik.
Bila perdarahan merupakan akibat suatu tindakan kedokteran yang memang telah
diketahui oleh dokter, transfusi diberikan bersama dengan tindakan yang
dilakukan, misalnya dalam pembedahan.
Paaa penyakit yang mengakibatkan berkurangnya volume darah,
meskipun tidak terjadi perdarahan yang terlihat, transfusi juga merupakan usaha
untuk menolong penderita. Begitu pula bila timbul keadaan yang menyebabkan
berkurangnya kadar Hb (hemoglobin) dalam waktu yang relatif singkat, transfusi
merupakan cara terbaik untuk mengatasi hal tersebut.
Kekurangan Hb merupakan penyakit darah yang paling umum
dijumpai, terutama pada ibu hamil. Kekurangan tersebut akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah untuk mengangkut dan mendistribusikan oksigen.
Penderita menjadi pucat, lemah, kurang semangat untuk bekerja dan belajar. Awam
menyebut keadaan ini sebagai "kurang darah" yang sebenarnya tidak
tepat. Nama ilmiah untuk keadaan ini adalah anemia.
Sebagian besar anemia, disebabkan oleh karena berkurangnya
zat besi, yang merupakan unsur penting pada hemoglobin. Hal ini dapat terjadi
karena makanan yang masuk tubuh memang mengandung sedikit zat besi. Bila memang
benar demikian, pemberian zat besi yang mencukupi di dalam makanan sehari- hari
merupakan cara pengobatan terbaik.
Penyakit darah lain yang banyak dikenal adalah kanker darah
putih atau leukemia. Pada jenis leukemia tertentu, leukosit dibuat terus
menerus, sehingga jumlahnya meningkat banyak, mungkin sampai lebih dari 100.000
sel. Pada jenis leukemia lain, leukosit tidak meningkat. Berbeda dari kanker
lain, leukemia tidak dapat diatasi dengan tindakan bedah. Akhir-akhir ini
dicoba transplantasi sumsum tulang sebagai usaha untuk menolong penderita
leukemia, yang tampaknya memberikan harapan baik.
Istilah "darah biru" atau darah bangsawan tidak
mempunyai dasar kenyataan ilmiah, sehingga kata-kata tersebut tidak digunakan
di dalam tulisan ilmiah. Meskipun demikian kata tersebut dapat saja digunakan
sebagai ungkapan di dalam tulisan yang bersifat sastra, yang tentunya akan
memperkaya perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia.
Artikel yang berhubungan :
ANEMIA
ANTIGEN
EKSKRESI
ERITROSIT
FERTILISASI
FIBRINOGEN
GENETIKA
HEMOGLOBIN
HORMON
IMUNITAS
JANIN
JANTUNG
JARINGAN TUBUH
KARBOHIDRAT
METABOLISME
MINERAL
PLASMA DARAH
RENJATAN
RESPIRASI
SEL
SERUM
TRANSFUSI
TROMBOSIT
UTERUS
VITAMIN
0 komentar:
Posting Komentar