ARTI ABAD PENCERAHAN ATAU ABAD AKAL BUDI

ABAD PENCERAHAN ATAU ABAD AKAL BUDI adalah suatu periode dalam sejarah Barat yang terjadi pada abad ke 18. Tetapi sebagian sejarawan Barat cenderung memakai istilah Abad Akal Budi untuk menyebud abad ke 17. Dan istilah Abad Pencerahan khusus untuk abad ke 18. Abad Pencerahan ditandai oleh penggugatan atas tradisi, peningkatan kecenderungan ke individualism, empirisisme, daisme, dan penalaran ilmiah. Pengaruh gerakan ini terasa dalam politik, ekonomi, agama, dan pengaruh kebudayaan Asia terutama Cina yang mengguncangkan lokalisme Eropa. Kosmopolitanisme menjadi mode di kalangan intelektual. Terdorong semangat untuk membebaskan akal manusia dari penindasan dogma dan otoritas Gereja, gerakan pencerahan mula-mula menentang teologi dan Gereja. Tetapi akhirnya seluruh kelembagaan yang telah mapan ikut digugat. Demi kebebasan pikiran, segala gagasan diteliti dengan seksama tanpa tunduk pada penyensoran. Diantara pemikir Abad Pencerahan ada yang ateis, ada yang deis dan pula yang Kristen Lieral. Seperti halnya dengan humanism atau romanitisisme. Pencerahan merupakan istilah umum yang luas, sedikitnya ada tiga gugus gagasan utama yang membentuk model pandangan dunia gerakan Pencerahan, yaitu akal, alam dan kemajuan. Berikut uraiannya: Akal bagi penganut Pencerahan adalah semacam common sense yang dipertajam dan diperhalus dengan latihan logika dan sains. Tetapi di Eropa, dalam Abad ke 18, menurut pengamatan para penganut Pencerahan, situasi lingkungan kelembagaan dan cultural telah dicemari oleh bekerjanya akal dalam berbagai fungsi fisiologinya yang normal pada kebanyakan orang. Gereja, negara, kelas sosial, ekonomi, tahyul, ketidaktahuan, prasangka, kemiskinan dan kejahatan dianggap sebagai penghambat. Locke dalam Essay Concerning Human Under Standing (1690) menyediakan pondasi filsafat dan psikologis sebagai tumpian philosophies, yaitu propagandis, penyebar gagasan filsafat. Maksudnya untuk membangun iman mereka terhadap akal. Locke menyangkal semua idea innata (dibawa dari lahir), termasuk diantaranya kebenaran wahyu ilahi. Budi manusia adalah tabula rasa, yakni kertas kosong, yang isinya ditorehkan oleh pengalaman. Jadi, bilamana dapat mengontrol pengalaman ini, orang dapat mengendalikan pembentukan pikiran. Kepercayaan yang kokoh terhadap perkeyasaan kultural ini, dalam bentuk yang lunak, bertahan sampai masa kini. Alam bertautan dengan akal. Alam telah dicemari oleh agama, struktur sosial, adat istiadat dan kesan-kesan perasaan yang menyesatkan, karena tidak diorganisasi sepatutnya oleh akal. Sebagian alam merupakan konsep hipostatis keindahan kebaikan. Antitesisnya adalah adikodrati, yaitu mukjizat, kebenaran yang diwahyukan dan tidak alami. Tidak jelas bagaimana mereka menerangkan transisi yang alami ke yang tidak alami. Kemajuan. Doktrin sentral tentang kemajuan tradisi Yudeo-Kristen ialah doktrin tentang kejatuhan dari keadaan manusia di taman Firdaus. Dalam pandangan sejarah menurut Santo Agustinus, suatu keadaan yang leih baik bukanlah keadaan yang dicapai dengan perbaikan terus menerus atas nasib manusia di dunia ini, melainkan oleh suatu janji tentang kedatangan Kristud yang kedua. Tradisi Helenistik lebih menyukai bunga rampai teori siklis, dengan suatu Abad Emas yang memudar menjadi Abad Perak dan dari sana ke Abad Besi, sebelum memulai dari awal lagi. Para humanis dari masa Renaisans mencoba bangkit kembali ke masa lau yang menurut keyakinan mereka pasti lebih gemilang dari pada masa kini. Para tokoh pencerahan cenderung berpandangan sederhana, bahwa pelaku kemajuan adalah makin efektifnya penerapan akal dalam mengendalikan lingkungan fisik dan cultural. Pendidikan merupakan salah satu cara yang penting. Dalam pendidikan, akal melakukan pekerjaan kembali. Hal ini tercermin pada karya Locke, Rosseau, Pestalozzi mengenai teori pendidikan. Pada Abad Pencerahan juga dimulai berbagai eksperimen serius dalam lapangan pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011 Arti, Pengertian, Definisi | Themes by ada-blog.com.