ARTI ABAD PERTENGAHAN

ABAD PERTENGAHAN adalah periode dalam sejarah Eropa antara jaman Eropa Kuno dan jaman modern. Keruntuhan kekaisaran Romawi pada tahun 470 dianggap sebagai awal periode sejarah ini, sedang masa Renaisans dan Reformasi dianggap sebagai akhirnya. Abad pertengahan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal yang sering pula disebut Abad Kegelapan, tahap perkembangan dan tahap akhir. Istilah Abad Pertengahan mulanya digunakan oleh kaum Humanis pada akhir abad ke 15 untuk menyebut periode antara jaman kebudyaaan klasik Yunani dan Jaman kebangkitan kembali kebudayaan itu. Sejak kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dan lama sudahnya, tidak satupun badan lain di Barat yang dapat mengisi kekosongan kekuasaan politik yang ditinggalkan para kaisar Romawi. Raja dan wangsa silih berganti. Dalam masa ini, kota –kota di Eropa mengalami kehancuran. Kota-kota menjadi tidak aman karena menjadi sasaran penyerbuan, perampokan dan pembunuhan. Penduduk kota terpaksa meninggalkan rumah dan memencar ke pedalaman. Di sana mereka bertani untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup. Kota Roma, kota terbesar di Barat dengan penduduk hampir sejuta jiwa itu misalnya, menjadi kota sepi yang berpenduduk beberapa ribu jiwa. Sedang kehidupan mereka cukup terlantar. Pada waktu itu berkembanglah feodalisme dengan pertanian sebagai pusat kehiduapan masyarakat hidup dalam berbagai kelompok, yakni para bangsawan yang menguasai tanah, orang bebas yang menjadi golongan ksatia pengabdi bangsawan, dan petani yang tidak bebas kehidupannya bergantung pada golongan bangsawan. Masyarakat jaman tersebut umumnya tidak mengenal pemerintahan pusat. Mereka bertanggung jawab terhadap bangsawan tuan tanah. Dunia mereka sempit dan terbatas. Mereka hanya memahami dialek mereka sendiri. Jarang mereka merasa perlu berhubungan dengan orang di daerah lain. HIngga abad ke 10, mungkin tidak ada selusin kota di seluruh Eropa yang benar-benar memiliki kehidupan kota. Juga tidak ada satu kotapun yang berpenduduk lebih dari 20.000 jiwa. Baru pada abad ke 11, terjadi petumbuhan kota dengan kehidupan perdagangan yang lebih baik. Kota-kota uatama abad ke 11 antara lain Paris di Perancis, Hamburg dan Koln di Jerman, Venecia, Genoa, Pisa dan Amalfi di Italia. Dasar-dasar abad Pertengahan di bangun melalui revolusi politik yang unik. Hal ini berlangsung dari abad ke 5 sampai akhir abad ke 8. Masyarakat Barat yang tidak lagi mampu memelihara kerangka pemerintahan yang berpusat di Roma menata diri kembali atas dasar asas Kristen. Gereja Roma berkembang menjadi daerah otonom sejak agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisran Romawi pada tahun 380. Agama ini merupakan satu lembaga yang kaya serta mempinyai pemimpin yang baik. Organisasi kegerejaan disusun menurut sistem kekaisaran. Paus menjadi pemimpin dunia Kristen. Uskup Agung membawahi daerah semacam propinsi. Ia harus tanggap terhadap setiap situasi. Ketika kekaisaran Romawi runtuh gereja tidak ikut hancur. Sebaliknya, berkat pengalamannya mengatur organisasi, gereja menjadi cakap, mahir, dan siap melanjutkan kepemimpinan Eropa. Karena sikapnya yang konstruktif terhadap masyarakat gereja akhirnya berhasil membangun masyarakat baru, masyarakat Kristen. Diseluruh Eropa pada waktu itu hanya ada satu lembaga gereja. Gereja inilah yang menjadi pusat pelayanan sosial, pusat pemberian jaminan bagi orang terancam, dan pusat pengembangan nilai-nilai Kristen. Bila seseorang tidak dibabtis menjadi warga gereja, ia bukanlah anggota masyarakat. Apabila seseorang dikucilkan gereja, ia akan kehilangan haknya dibidang politik maupun hukum. Pendek kata, gereja pada waktu itu sangat kuat peranannya baik dalam kehidupan sosial maupun politik. Banyak raja atau kaisar pada Abad Pertengahan didampingi pejabat tinggi gereja. Kehidupan pada Abad Pertengahan diwarnai pengaruh gereja yang kuat di masyarakat. Karena peranan dan pengaruhnya ini, gereja dapat mengikat Eropa menjadi satu kesatuan. Masyarakat Abad Pertengahan, meskipun secara geografis dan politis terpisah satu sama lain, dipersatukan oleh satu ikatan yang kuat, yaitu iman Kristen. Gereja berhasil menciptakan dunia Kristen melampaui batas-batas kerajaan dengan Paus di Roma sebagai pusatnya. Kebudayaan dengan segala unsurnya bercirikan agama, termasuk kehidupan bernegara, sosial, seni, ilmu pengetahuan moral dan filsafatnya. Situasi seperti ini mencapai puncaknya pada abad ke 13. Keyakinan pada agama Kristen dinomorsatukan, sedangkan seni, pengetahuan, dan filsafat dinomorduakan. Pembaharuan kebudayaan pada Abad Pertengahan dimulai dengan Renaisans dan Reformasi yang menjadi dasarkebudayaan modern pada abad-abad sesudahnya. Pada waktu itu individualitas manusia mulai timbul kembali bersamaan dengan bangkitnya kegairahan akan kebudayaan Romawi dan Yunani. Dengan Renaisans, kebudayaan mulai diduniakan, dengan Reformasi gereja muali diawamkan. Keduanya melepaskan diri dari ikatan gereja. Mereka pada waktu itu menganggap perubahan tadi terjadi karena manusia sendiri melakukannya, tidak seperti anggapan umum Abag Pertengahan yang menyatakan bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat dilakukan oleh Tuhan. Oleh karena jaman Renaisans dan Reformasi, Abad Pertengahan dianggap sebagai kemunduran. Setelah timbulnya kesadaran akan kemampuan manusia sendiri, yaitu akal sehat, timbullah keraguan atas apa yang dianmakan wahyu. Merekapun menkritik kekuasaan tradisi. Kaum HUmanis menganggap Abad Pertengahan sebagai jaman kemerosotan, kemunduran, kebodohan dan kegelapan. Ada perbedaan mencolok anatara kebudayaan Abad Pertengahan dan Jaman sesudah Renaisans dan Reformasi. Ini membuat para ahli sejarah umumnya memandang abad Pertengahan bertolak belakang dengan abad sesudahnya. Abad Pertengahan dinilai sebagai Abad Keagamaan, sedangkan abad sesudahnya sebagai masa ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya periodisasi sejarah Eropa selalu menggunakan Trias yang terkenal Jaman Kuno, Abad Pertengahan, dan Jaman Modern.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011 Arti, Pengertian, Definisi | Themes by ada-blog.com.