Navigasi, Mata Penerbangan. Obsesi terbesar manusia yang
pernah terwujud adalah terbang, bahkan melebihi burung-burung di angkasa. Mitos
Yunani dengan lakon Icarus becerita tentang itu. la terbang dengan baju
bersayap, tetapi mati tercebur di laut.
Manusia terbang dengan peralatan yang paling umum, yaitu
pesawat. Seiring berkembangnya pesawat terbang, berkembang pula sistem navigasi
yang semakin canggih dan segar. Secara sederhana, navigasi diartikan sebagai
penentuan posisi dan arah di atas permukaan bumi. Navigasi berasal dari kata
navis dan agere. Navis berarti kapal dan agere berarti bergerak. Navigasi
menjadi mata aktivitas penerbangan.
Dasar-dasar navigasi sudah diterapkan para pelaut, jauh hari
sebelum pesawat diciptakan. Pada abad pertengahan, mereka membaca posisi
bintang sebagai penunjuk arah dalam gelapnya lanskap samudra. Secara garis
besar navigasi dibagi atas navigasi laut (marine navigation) dan navigasi udara
(air navigation).
Ada tiga patokan yang menjadi kunci dalam aktivitas
navigasi. Pertama, piloting atau mematok obyek tetap, seperti gunung, danau,
atau tempat yang menandai suatu letak geografis tertentu. Kedua, dead reckoning
atau menentukan posisi berikutnya dengan menghitung kecepatan pesawat, arah
angin, dan jarak yang akan ditempuh. Ketiga, celestial navigation, yakni
navigasi yang memanfaatkan benda-benda kosmik sebagai petunjuk.
Saat pesawat mengudara, metode piloting dan dead reckoning
sering digunakan penerbang bila instrumen navigasi elektronik pesawat
terganggu. Oleh karena itu, seorang penerbang wajib menguasai ilmu navigasi.
Meski demikian, di sekolah penerbang umumnya dibina orang- orang tertentu untuk
menjadi navigator.
Pada sebuah penerbangan, perhitungan navigasi dikerjakan
dengan bantuan peta penerbangan (airways chart), pensil, penggaris, catatan
pelaporan, dan komputer navigasi udara (air navigation computer). Perhitungan
navigasi terkait dengan koordinat terbang pesawat, lama penerbangan (flight
time), kecepatan (True Air Speed), point of descent (titik ketika pesawat
menurunkan ketinggian), perkiraan waktu mendarat, hingga jarak penerbangan.
Semua itu dihitung dengan bantuan data, seperti ketinggian
pesawat, temperatur udara luar dengan koreksinya, dan indikasi kecepatan
(Indicated Air Speed). Instrumen navigasi yang terdapat pada pesawat cukup
kompleks dan memerlukan pembaruan data secara teratur.
0 komentar:
Posting Komentar